Refleksi
3 Mata Kuliah Filsafat Ilmu
Kamis,
7 November 2013
Dosen
Pengampu : Prof. Dr. Marsigit, M.A.
Nama : Milah Nurkamilah
NIM : 13709251083
PPs UNY
Pendidikan Matematika Kelas B 2013
Analitik-apriori,sintetik
aposteriori, dan sintetsis apriori
Filsafat
berawal dari sesuatu yang ada. salah satunya
ada ini bersifatfat tetap dan bersifat berubah. Sebagai contoh, manusia tetaplah manusia, dari
lahir sampai meninggal kita tetaplah manusia, yang berubah dari manusia adalah,
pertumbuhan diri, pakaian, berat badan dan sikap bergantung pada pengalaman
hidup dari langkah-langkah yang diambil sebagai keputusan dalam menjalani
hidupnya. Ada yang sifatnya tetap yang berawal dari segala sesuatu yang
bersifat ide, maka lahirlah aliran idealisme yang kemudian berkembang menjadi
rasionalisme. Ada yang sifatnya tetap ini menggunakan logika sebagai
landasannya, atau segala sesuatu dapat dipikirkan menggunakan logika atau ada
dalam pikiran kita. Sehingga tetap itu merupakan ssesuatu yang koheren, yaitu
merupakan pengaturan secara rapi kenyataan, gagasan, fakta, dan ide menjadi
menjadi suatu untaian yang logis sehingga mudah memhami pesan yang yang
dihubungkan. Tetap juga bersifat konsisten, dan analitik apriori.
Analitik
tidak memberi pengetahuan baru, subjek dan predikat adalah sama, makna predikat
sudah ada di subjek. Apriori sebelum pengalaman atau bersifat universal, dapat
dipikirkan menggunakan logika atau ada dalam pikiran kita. Universal dikatakan
tidak pernah dialami secara a posteriori atau pengalaman. Jadi segala
pengetahuan dapat ditentukan dengan pikiran dan sifatnya universal. Contoh
hubungan sebab akibat.
Ada
yang sifatnya berubah berawal dari sesuatu yang real. Sehingga muncul aliran
realisme. Ada yang sifatnya berubah berawal dari pengalaman, pengetahuan
merupakan sesuau hasil dari pengalaman seseorang. Sehingga ada yang berubah
ini, dari realisme berkembang aliran empirisme. Ada yang berubah ini sifatnya
sintetik –aposteriori, sintetik berkaitan dengan memberikan informasi baru,
subjek dan predikat adalah dua hal yang berbeda, dua hal yang berbeda tetapi ia
bukanlah pengetahuan karena bersifat partikular. A posteriori setelah
pengalaman , ia adalah pengalaman indera dan bersifat partikular.
Rasionalisme
saling berhadapan dengan empirisme. Terjadi pertentangan antara kedua pihak
mengenai segala pandangan dalam mencari yang hakiki. Dari sinilah muncul zaman
modern.
Menurut
immanuel kant, analitik apriori bukan ilmu, dan sintetik aposteriori juga bukan
merupakan ilmu. Mereka hanya merupakan separuh ilmu, agar menjadi ilmu yang
utuh maka analitik apriori diturunkan sedikit, sedangkan sintesis a posteriori
dinaikkan, sehingga ilmu yang utuh itu adalah sintesis apriori. Sintesis
apriori menurut kant pengetahuan harus permanen dan sifatnya universal. Ia
permanen tetapi tidak memberikan pengetahuan baru. Pengetahuan adalah yang
diambil dari pengalaman pribadi yang partikular tapi saat yang sama bentuknya
harus bisa di universalkan.
Contoh
jika seseorang tercabik-cabik oleh singa
pasti ketakutan dan sakit hal ini merupakan sintesis karena tercabik-caik
dengan sakit dan takut itu berbeda ,
takut berasal sakit berasal dari pengalaman, sedangkan seseorang jika
dicabik-cabik singa pasti merasa takut dan sakit. Sifatnya universal, karena
setiap orang pasti akan akan memikirkan hal yang sama, yaitu jika
tercabik-cabik oleh singa pasti ketakutan dan terasa sakit. Contoh lain, . orang
kalo dihina pasti tersinggung, dihina berbeda dengan tersinggung sintesis),
tetapi itu sifatnya universal, karena jika seseorang dihina pasti
tersinggung.
Jika
dikaitkan dengan matematika, analitik apriori merupakan matematika murni,
karena didasarkan atau dapat dilakukan oleh pemikiran orang dewasa. Sedangkan
sintetsis aposteriori merupakan pemikiran dari dunia anak-anak, penuh dengan
intuisi. Sehingga dalam proses pembelajarna matematika disekolah, pendekatan
yang dilakukan harus melihat siapa objek dan subjek belajar dalam pembelajaran
tersebut. Tidak bisa materi atau pendekatan matematika yang diajarkan pada
tingkat sekolah tinggi, memiliki kadar yang sama dan cara yang sama dengan
mengajarkan matematika di sekolah dasar dan menengha. Begitu pula antara
sekolah dasar dan menengah perlu adanya suatu rancangan materi dan pendekatan
pembelajaran yang memperhatikan aspek tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar